Pelajaran Sekolah Sabat


Join the forum, it's quick and easy

Pelajaran Sekolah Sabat
Pelajaran Sekolah Sabat
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Search
 
 

Display results as :
 


Rechercher Advanced Search

Who is online?
In total there is 1 user online :: 0 Registered, 0 Hidden and 1 Guest

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 29 on Mon Oct 30, 2023 10:49 am
Latest topics
» AHAD 4 Disember
Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos EmptyFri Dec 02, 2011 3:31 am by admin

» Pelajaran 11 _ *3-9 Disember
Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos EmptyFri Dec 02, 2011 3:30 am by admin

» JUMAAT 2 Disember
Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos EmptyFri Dec 02, 2011 3:28 am by admin

» KHAMIS 1 Disember
Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos EmptyFri Dec 02, 2011 3:27 am by admin

» RABU 30 November
Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos EmptyFri Dec 02, 2011 3:24 am by admin

» SELASA 29 November
Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos EmptyFri Dec 02, 2011 3:21 am by admin

» ISNIN 28 November
Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos EmptyFri Dec 02, 2011 3:20 am by admin

» AHAD 27 November
Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos EmptyFri Dec 02, 2011 3:15 am by admin

» Pelajaran 10 _ *26 November – 2 Disember
Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos EmptyFri Dec 02, 2011 3:13 am by admin

Top posting users this month
No user


Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos

4 posters

Go down

Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos Empty Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos

Post by admin Mon Aug 15, 2011 1:07 am

Seni (dan Kekejian) Pada Kompromi

Telah dikatakan bahawa politik adalah seni bertolak-ansur. Istilah seni dalam hal ini adalah sangat penting kerana kompromi (tolak ansur) itu bersikap halus, suatu tindakan bersifat nuansa oleh orang yang melakukannya, seorang ahli politik yang baik merupakan seseorang yang boleh mengerah manusia untuk tunduk kepada suatu pandangan, mengkompromikan kedudukan dan selalunya tidak sedar bahawa mereka melakukan perkara tersebut. Maka dalam konteks ini, tidak diragukan bahawa Syaitan merupakan ahli politik yang terbaik.

Di seluruh Alkitab kita dapati contoh mengenai kekejian ini – iaitu komporomi yang bersifat keji. Sudah tentu, bukan semua bentuk tolak ansur itu keji atau jahat. Dari satu sudut pengertian, kehidupan itu sendiri merupakan satu bentuk kompromi. Di sebaliknya, tolak ansur menjadi satu lagi pernyataan kepada kejahatan dan kekejian manusia apabila orang seharusnya lebih mengetahui berpaling dati kebenaran yang Tuhan telah berikan kepada meraka.

Sila baca 1 Raja-raja 11:1-13. Apakah yang telah terjadi di sini bagaimanakah hal ini terjadi? Apakah hal mengenai Salomo yang membuat tindakannya itu sangat keji? Bagaimanakah kemurtadan ini mempengaruki kebaktian, iman dan seluruh sistem keagamaan bangsa Israel? Juga, dan yang paling penting, apakah pelajaran yang kita boleh ambil untuk diri kita sendiri dari episod ini dan seluruh persoalan mengenai kompromi?

Mungkin ungkapan yang paling mendedahkan dalam ayat-ayat ini ialah kenyataan bahawa “Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada tuhan-tuhan lain” (1 Raja raja 11:4). Dalam kata lain, ia tidak berlaku dalam satu hari. Orang yang beriman , setia, soleh yang dinyatakan dalam Alkitab tidak muncul secara tiba-tiba dan berpaling dari Tuhan. Sebaliknya, perubahan itu berlaku sedikir demi sedikit dan mengambil masa yang lama; sedikit tolak ansur di sini, sedikit di sana, setiap langkah membawa dia lebih jauh dari tempat yang sepatutnya dia berada sehingga melakukan perkara yang Salomo pada usia mudanya lihat sebagai suatu yang mengerikan.
Lihat juga kepada apa yang sifat tolak ansur itu lakukan kepada ibadah Israel. Ia merupakan satu kesan negatif yang berlarutan hingga ke beberapa generasi dan selepasnya.

Seringkali anda mendengar cerita mengenai umat yang meninggalkan gereja SDA beberapa tahun dahulu yang telah memutuskan sama sekali hubungannya dengan gereja selepas beberapa perubahan yang mereka lihat dari segi theologi, piawai dan kebaktian. Walaupun hal itu tidak semestinya tidak baik dari satu sudut, namun ia sememangnya tidak kelihatan baik dari sudut yang lain. Bagaimanakah kita mengetahui perbezaannya?

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
English Version

The Art (and Evil) of Compromise

Politics, it has been said, is the art of compromise. The word art in this instance is very important, for compromise can be a very subtle, nuanced action on the part of the person doing it. A good politician is someone who can get the people to concede points, to compromise positions, and often not even realize that they are doing just that. In this context, then, there is no doubt that Satan is the best politician around.
All through the Bible, we find examples of this evil—the evil of compromise. Not that every compromise is evil, of course not. In a certain sense, life itself is a kind of compromise. Instead, compromise becomes another manifestation of human evil and corruption when those who should know better fall away from the truth that God has given to them.
For example . . .
Read 1 Kings 11:1–13. What happened here? How did this happen? What was it about Solomon that made his actions here so bad? How did this apostasy impact worship, faith, and the whole religious system of Israel? Also, and most important, what lessons can we draw for ourselves today from this episode and the whole question of compromise?
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
Perhaps the most revealing phrase in this block of texts is the statement that it was “when Solomon was old, that his wives turned away his heart after other gods” (1 Kings 11:4). In other words, it did not happen overnight. The faithful, dedicated, and godly man revealed in the Bible did not suddenly, out of nowhere, turn away from the Lord. Instead, the change happened bit by bit, over time; a little compromise here, a little there, each step taking him further and further from where he should have been until he was doing something that the Solomon of his earlier years no doubt would have been horrified to see.
Look, too, at what his compromises did to worship in Israel. They had a negative impact that would last for generations and beyond.
Every now and then you hear stories about people who left the Seventh-day Adventist Church years ago, severed ties with it completely, and then came back, only to be shocked by some of the changes that they saw in areas such as theology, standards, and worship. Though that might not be bad in every case, it might very well be bad in some. How can we know the difference?


Last edited by admin on Mon Aug 15, 2011 6:01 am; edited 1 time in total
admin
admin
Admin

Posts : 177
Join date : 28/07/2011
Age : 64
Location : sandakan

https://sekolahsabat.forumms.net

Back to top Go down

Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos Empty Re: Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos

Post by putrakinabalu Mon Aug 15, 2011 3:35 am

Syaitan dikatakan ahli politik (mempengaruhi pikiran) yang paling pakar. Tetapi diri kita sendiri pun ahli politik juga. Kita dipengaruhi oleh keinginan hati kita sendiri. Apabila kita dipengaruhi dengan keinginan kita maka timbullah kompromi terhadap apa yang sepatutnya tidak boleh dilakukan.

Antara benar dan salah tidak seharusnya ada kompromi. Apa yang salah tetap salah dan yang benar tetap benar.
Daud pada usia mudanya terkenal dengan sifat setianya. Dia tidak berkompromi terhadap sesuatu yang tidak benar. Namun begitu, apabila dia sudah senang (menjadi raja) timbul pula keinginan hatinya yang negatif, yang telah menyebabkan dia berkompromi terhadap perkara yang tidak baik. Hal ini mengingatkan kepada kita bahawa kesenangan hidup itu juga boleh membawa kita ke lembah kelemahan rohani. Sering kita dengar dalam masyarakat kita, ketika seseorang itu orang biasa-biasa saja (tidak ada kedudukan maupun harta benda), dia selalu dilihat dalam gereja tiap Sabat. Tetapi apabila dia sudah dapat kedudukan atau wang, jarang pula dia kelihatan dalam gereja. Dan kabarnya dia sudah mula 'begitu' dan 'begini'.
Dalam senang atau susah, jangan sekali-kali kita berkompromi tehadap apa yang salah.
putrakinabalu
putrakinabalu

Posts : 5
Join date : 09/08/2011

Back to top Go down

Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos Empty Re: Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos

Post by adarsha1844 Mon Aug 15, 2011 4:48 am

Kalau kita membaca tentang Mesakh, Sadrakh dan Abednego (sahabat Daniel), apabila Raja Nebukanezar memberi peluang terakhir kepada mereka bertiga supaya sujud menyembah patung yang didirikan oleh baginda itu, mereka tetap tidak mahu memyembah. Pada hal mereka bisa saja sujud tetapi pikiran mereka tertuju kepada Allah supaya mereka tidak dibunuh.

Namun, mereka tetap dengan keputusan mereka untuk tidak mau menyembah. Perbuatan mereka ini menunjukkan mereka mengasihi Allah dengan sepenuh hati. Tidak ada istilah "berkompromi" dalam kamus kehidupan mereka.

Sebagai orang percaya kita harus mencontohi ketiga-tiga tokoh alkitab tersebut jangan pernah untuk berkompromi atau menghalalkan cara sesuatu yang salah Surprised


adarsha1844

Posts : 6
Join date : 28/07/2011

Back to top Go down

Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos Empty Re: Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos

Post by Angela Mon Aug 15, 2011 6:27 am

Dikatakan bahawa bukan semua kompromi itu keji atau jahat. Namun begitu, jika kita terlalu bertolak ansur (kompromi) kepada apa yang dipandang tidak berapa jahat itu akhirnya membawa keburukan juga.
Selama ini gereja berkompromi dengan cara pakaian (terutama wanita) ke gereja. Hal ini menyebabkan setengah wanita tidak lagi terpikir pun sama ada pakaian dia sesuai atau tidak. Mujurlah garispanduan berpakaian ke gereja sudah diwujudkan.
Kita bersetuju tiada kompromi terhadap hal2 yang salah. Tetapi kita biasanya terlalu berkompromi terhadap hal2 yang dianggap tidak salah (seperti: sengaja tidak menepati waktu datang ke gereja, kurang tertib dalam gereja, dsb). Kalau ditegur nanti jadi lain pula jadinya. Apakah kita patut terus berkompromi terhadap hal-hal seperti ini?
Angela
Angela

Posts : 5
Join date : 30/07/2011

Back to top Go down

Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos Empty Re: Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos

Post by adarsha1844 Tue Aug 16, 2011 5:57 am

Sebenarnya buku garis panduan untuk acara kebaktian memang ada tapi saya melihat di gereja saya sendiri pun tidak ada. Buku Panduan Pegawai2 gereja juga sepatutnya harus ada. Begitu juga dengan buku garis panduan cara pemakaian-kalau saya tidak silap Nyonya white ada menyediakan garis panduan tersebut.

Saya masih ingat seorang Pendeta mengatakan kepada sidang jemaat kami setiap kali ada mesyuarat buku garis panduan yang berkenaan/berkaitan harus diletakkan di tengah supaya jika ada kemuskyilan dalam hal2 tertentu sidang jemaat boleh la merujuk kepada buku tersebut.

Dengan adanya buku yang bertindak sebagai gari panduan tersebut, pertentangan pendapat dan kecenderungan untuk berkompromi dapat dihalang.

adarsha1844

Posts : 6
Join date : 28/07/2011

Back to top Go down

Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos Empty Re: Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos

Post by admin Tue Aug 16, 2011 8:44 am

Apa pandangan kamu kepada tolak ansur terhadap mereka yang terang-terangan melanggar janji baptisan? Seperti heavy smoker & drinker. Dalam janji baptisan, seseorang itu berjanji menjaga tubuh, menjauh dari rokok dan alkohol.
Dari satu sudut, disiplin gereja harus ditegakkan. Tetapi di sudut yang lain kita dilihat menghakimi pula..
admin
admin
Admin

Posts : 177
Join date : 28/07/2011
Age : 64
Location : sandakan

https://sekolahsabat.forumms.net

Back to top Go down

Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos Empty Re: Pelajaran 8 _Isnin 15 Ogos

Post by Sponsored content


Sponsored content


Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum