Search
Who is online?
In total there is 1 user online :: 0 Registered, 0 Hidden and 1 Guest None
Most users ever online was 29 on Mon Oct 30, 2023 10:49 am
Latest topics
Top posting users this month
No user |
RABU 16 November _ Hak Istimewa Menjadi Anak
Page 1 of 1
RABU 16 November _ Hak Istimewa Menjadi Anak
Hak Istimewa Menjadi Anak (Galatia 4:5–7)
Dalam Galatia 4:5-7, Paulus mengembangkan temanya dengan menekankan
bahawa Kristus kini “menebus semua yang di bawah hukum” (ayat 4, 5).
Perkataan menebus ertinya “membeli kembali.” Ianya merujuk kepada harga
dibayar untuk kebebasan sama ada orang tebusan atau hamba. Sebagaimana
digambarkan dalam konteks ini, penebusan menyatakan suatu keadaan yang
berbentuk negatif: seseorang itu berada dalam situasi yang perlu dibebaskan.
Daripada apakah kita perlu dibebaskan? Perjanjian Baru menyenaraikan
empat perkara yang antaranya dibebaskan dari: (1) syaitan dan tipu muslihatnya,
(Ibrani 2:14, 15), (2) kematian (1 Korintus 15:56, 57), (3) kuasa dosa yang
memperhambakan kita (Roma 6:22)dan (4) penghukuman oleh hukum itu (Roma
3:19–24, Galatia 3:13, 4:5).
Apakah tujuan positif yang Kristus telah raih untuk kita melalui penebusan
yang kita dapatkan di dalam Dia? Galatia 4:5–7; Efesus 1:5; Roma 8:15, 16,
23; 9:4, 5.
Kita sering mengatakan segala sesuatu yang Kristus telah lakukan bagi kita
sebagai “keselamatan.” Meskipun ada benarnya, kata ini tidak lebih jelas daripada
kata yang Paulus gunakan secara unik, yaitu kata adopsi (huiothesia) atau mengambil
sebagai anak sendiri. Walaupun Paulus merupakan satu-satunya penulis Perjanjian
Baru yang menggunakan kata ini, adopsi merupakan proses rasmi yang cukup
dikenal pada zaman pemerintahan Yunani-Rum. Beberapa penguasa Rum pada
zaman Paulus menggunakan adopsi sebagai suatu cara memilih seorang
penggantinya apabila mereka tidak mempunyai waris atau anak. Adopsi menjamin
hak-hak istimewa: “(1) Anak yang diadopsi menjadi anak yang sesungguhnya . . .
dari yang mengambilnya sebagai anak. . . . (2) Orang yang mengambilnya sebagai
anak setuju untuk membesarkan anak itu dengan sepantasnya dan menyediakan
keperluan makanan dan pakaiannya. (3) Orang yang mengambilnya sebagai anak
tidak dapat menyangkal anak yang telah diambilnya sebagai anak. (4) Anak itu
tidak dapat diubah statusnya menjadi hamba. (5) Ibubapa yang melahir anak itu
tidak dapat menuntut kembali anak yang telah diserahkan. (6) Tindakan mengambil
anak sebagai anaknya itu memberikannya hak untuk mewarisi harta orangtuanya.”—
Derek R. Moore-Crispin, “Galatians 4:1–9: The Use and Abuse of Parallels,” The
Evangelical Quarterly, vol. LXI/No. 3 (1989), ms. 216.
Jika hak-hak ini dijamin dalam masyarakat dunia, bayangkan betapa lebih
besarnya hak-hak yang kita perolehi sebagai anak-anak yang diadopsi oleh
Tuhan!
Sila baca Galatia 4:6, dengan menyedari bahawa perkataan Ibrani Abba adalah
perkataan akrab yang anak-anak gunakan untuk memanggil ayah mereka,
seperti perkataan Ayah atau Bapa sekarang. Yesus menggunakannya dalam
doa (Mark 14:36)dan sebagai anak-anak Tuhan kita juga ada hak memanggil
Tuhan “Bapa”. Adakah anda menikmati keakraban yang sedemikian rupa
dengan Tuhan dalam kehidupan kamu? Jika tidak, apakah masalahnya?
Apakah yang anda dapat ubah untuk mewujudkan keakraban ini?
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|
Fri Dec 02, 2011 3:31 am by admin
» Pelajaran 11 _ *3-9 Disember
Fri Dec 02, 2011 3:30 am by admin
» JUMAAT 2 Disember
Fri Dec 02, 2011 3:28 am by admin
» KHAMIS 1 Disember
Fri Dec 02, 2011 3:27 am by admin
» RABU 30 November
Fri Dec 02, 2011 3:24 am by admin
» SELASA 29 November
Fri Dec 02, 2011 3:21 am by admin
» ISNIN 28 November
Fri Dec 02, 2011 3:20 am by admin
» AHAD 27 November
Fri Dec 02, 2011 3:15 am by admin
» Pelajaran 10 _ *26 November – 2 Disember
Fri Dec 02, 2011 3:13 am by admin